Minggu, 26 April 2015

MENDENGAR



Ditahun antara 1957-1975, terjadi sebuah perang atau konfilk di Vietnam. Didalam perang tersebut ada Negara Amerika ikut serta dalam perang itu. Texas,Amerika hiduplah sebuah keluarga yang hidup dengan kesederhanaan. Hidup dengan perkebunan dan pertenakan. Keluarga yang terdiri dari Ayah,Ibu,dan seorang anak laki-laki yang bernama Bellerin. Disuatu hari datanglah tukang pos kerumah Bellerin. “Ayah aku mendengar tukang pos dating! Ayah”,Bellerin berteriak. Sang Ayah pun datang mengahmpiri sang tukang pos. Beberapa lama kemudian sang Ayah menuju ruang keluarga dan mengumpulkan Ibu dan Bellerin. “Ada yang harus Ayah beritahu kekalian”, sang Ayah berbicara.”Ada apa Ayah tiba-tiba mengumpulkan kami?”,ibu bertanya.”hhmmm, jadi begini, sepertinya Ayah akan pergi untuk beberapa waktu”Ayah membalas.”Kemana Ayah kemana? Aku tidak bisa mendengar dongeng dari ayah nanti..”,Bellerin berbicara.”Ayah diwajibkan mengikuti wajib militer besok untuk diberangkatkan ke Vietnam..”,Ayah menjawab. Setelah pembicaraan itu suasana menjadi sedih Ibu terus menahan Ayah dan Bellerin hanya bisa mendengar suara Ibu menangis sambil bersedih.
                Tengah malam, semua sudah tidur didampingi dengan rasa sedih dikeluarga itu. Tiba-tiba sang Ayah masuk kedalam kamar Bellerin dan tidur disebelahnya dan berkata  “Nak, Jaga ibumu, Teruslah Mendengar  apa kata Ibumu, mendengar kapan Ayah akan pulang, dan mendengar hal-hal yang positif sampai pada waktunya kau akan merasakan sesuatu” Sembari mengelus Bellerin yang tidur ayah menangis terharu dan keluar dari kamar Bellerin.  Pagi hari telah dating tiba-tiba bellerin mendengar suara kendaraan yang sangat bising yang biasa digunakan oleh militer,”Ibu! Apa itu suara kendaraan yang menjemput Ayah? Ibu!”,Bellerin berteriak. Karena tidak sabar mendengar balasan dari Ibu, Bellerin berusaha berjalan pelan-pelan sambil bersender ketembok. Sesampainya didepan Bellerin mendengar Ibu menangis dan mengetahui kalau Ayah sudah pergi. Bellerin mencoba membujuk Ibunya masuk walau dia dalam keadaan sedih juga.”Ibu tadi malam aku mimpi Ayah dan bilang padaku untuk menjaga Ibu dan terus mendengarkan Ibu”,Bellerin bercerita. Sentak setelah bellerin bicara begitu sang ibu bangun dan memeluk Ibu “Teruslah mendengar anakku teruslah”, Sang Ibu berbicara sambil menangis.
                Sudah hampir 1tahun semenjak Ayah pergi Wajib militer dan berangkat keVietnam. Setiap bulan Ayah mengirimi mereka surat setiap bulan juga Bellerin mendengar pak pos surat datang dan Bellerin juga mendengarkan berita di televisi. Disurat Ayah selalu bilang bahwa dia menyayangi Ibu dan Bellerin, Ayah juga sangat merindukan mereka. Sekarang Ayah sudah diVietnam, yang membuat Bellerin dan Ibu bahagia ialah mengetahui kalau Ayahnya di tempatkan dipos cadangan yaitu dipos pertahan paling akhir.Jadi ayah semakin kecil kemungkinan ikut baku tembak. Suatu hari datanglah paman yaitu kakak dari Ayah Bellerin untuk berkunjung dan mengajak Bellerin serta Ibu untuk makan dikota. Dikota Bellerin yang baru pertama kali masuk kekota tertampak bingung dan pucat. “Bellerin kamu kenapa? sakit?”,Ibu bertanya.”Tidak bu, ini pertama kali aku kekota, dan yang hanya aku hanya bisa mendengar suara bising kendaraan dan orang-orang berbicara dan bahasanya sedikit aneh bahkan itu kata-kata kotor, Ibu apa kita sedang berada dineraka? Aku tidak bisa terus mendengar suara-suara seperti ini,Ayah bilang aku harus terus mendengar, walaupun aku mau aku tidak akan mau melihat ini”,Bellerin berkata. Mendengar kata-kata Bellerin sang ibu dan paman hanya bisa tersenyum malu, “Nak ini bukan dineraka, dan Ayah kamu benar kamu harus terus mendengar tapi harus disaring mana yang terbaik dan positif lah yang kamu haru dengar, itu maksud Ayahmu nak,jika kamu tidak mau mendengar bagaimana kamu mau mendengar kabar baik tentang ayahmu?”,paman menjawab. Mendengar kata-kata itu Bellerin menjadi mengerti
.
                Besok harinya, tidak biasanya pak pos dating yang hanya selang 2minggu dari surat Ayah yang terakhir.”Ibu Ada pak pos surat datang!”, Bellerin berteriak. Sentak ibu mengambil surat tersebut. Setelah Ibu membaca isi surat tersebut, tiba-tiba Bellerin mendengar suara Ibu terduduk dan menangis. Bellerin mencoba berjalan  pelan-pelan kearah ibu dan bertanya kepada Ibu “Ibu ada apa?? Kenapa menangis?”, “Ayahmu nak, Ayahmu dikirim ke baris terdepan karena kurang pasukkan” ,Ibu menjawab. Bellerin hanya diam dan lama-kelamaan menangis mengetahui keadaan itu.
                4 Bulan tanpa ada surat dari Ayah, Bellerin tiap bulan mencoba menyemangati Ibu untuk sabar dan yakin Ayah akan pulang.”Ayah bilang kepadaku dimimpi untuk terus mendengar sampai dia pulang bu, jadi ibu tenang saja Ayah pasti pulang. 2 Bulan kemudian pak pos itu datang kembali dan memberikan surat kepada Ibu Bellerin. Ibu membaca dan kaget lalu berbicara keBellerin “Nak Ayahmu mengabdi dengan baik disana, maka ia diizinkan untuk pulang”. Sambil memeluk Bellerin Ibu menangis. Bellerin turut ikut senang,”Akhirnya bu, Ayah pulang”.
                Malam ini tanggal 2 Febuari hari dimana besoknya merupakan hari kepulangan Ayah, Bellerin buru-buru untuk tidur dan berharap besok cepat datang. Dalam mimpinya Bellerin bertemu Ayah, dan Ayah berkata kepada Bellerin, “Nak, besok Ayah akan memberikanmu hadiah kepulangan Ayah dari Vietnam, Anggaplah ini oleh-oleh dari Ayah, Sampai berjumpa besok ya Nak”. Bellerin terbangun dengan kepala yang sangat berat, Bellerin langsung terpaku pada jam didinding yang menunjukkan ini tanggal 4, sudah lewat 2 hari setelah Ayah pulang. “Ibu!!!!! Apa aku tidur 2 hari??? Ibu!!! Ayaahhhh!!!! Aku tidak mendengar suara mobil bising itu!” Bellerin berteriak. Bellerin berlari dan melihat kedepan dan membuka pintu, ternyata ia tidak dirumah melainkan dirumah sakit. Bellerin terbingung teridam, tiba-tiba ibu keluar dari kamar sebrang dan berkata “Syukurlah kamu sudah bangun nak” Ibu memeluk Bellerin sambil bersedih. “Ibu dimana Ayah? Kenapa aku disini?”,Bellerin bertanya. Lalu Ibu membawa Bellerin untuk masuk kedalam kamar diseberang kamar Bellerin. Disana Bellerin terkaget dan terdiam, dia melihat Ayahnya tertidur diam di ranjang rumah sakit. Bellerin berkata “Ibu.. Ayah kenapa? Kenapa Ayah hanya diam tahu aku datang? Ibu.. Ayah janji akan menceritakan kisah di Vietnam, lantas aku harus mendeng…”  , “Berhenti bilang mendengar Bellerin” Ibu sambil menangis memberhentikan ucapan Bellerin. “Apa yang kamu rasakan merupakan hadiah dari ayahmu nak, kamu bisa merasakan lebih dari hanya mendengar”, Ibu berbicara. Mendengar itu Bellerin menangis kencang sambil memeluk Ayahnya.
                Ternyata Ayah Bellerin dipulangkan karena beliau lumpuh tubuh bagian bawah karena terkena gerhanat lawan, tapi Ayah Bellerin masih hidup dengan keadaan kritis dan meminta untuk dipulangkan secepatnya sebelum  iya meninggal karena harus ada yang ia kasih ke Bellerin dan menulis wasiat. “Nak,Sekarang kamu harus biasakan tidak bilang mendengar, ini hadiah kecil dari ayah agar kamu tahu bahwa dunia kita ini sangat luas, terus sayangi Ibu mu, jaga Ibu mu, Ayah sayang kalian berdua”.

                Orang tua bukanlah sekedar orang yang menjaga kita dari kecil sampai besar, tapi orang tua adalah orang pertama yang akan berkorban demi anaknya meski harus mengorbankan dirinya sendiri. Jadi jangan lah sekali-kali menyakiti orang tua, mereka lah jalan pintas kita menujur surge kelak ketika kita sudah tiada. Jaga terus hubungan kalian dengan orang tua kalian!.

Mohon maaf jika ada kesamaan nama atau kejadian, mohon maaf jika ada kesalahan kata, maklum saya masih belajar menjadi penulis yang lebih baik. Terimakasih!

Original Created By: Rendytio Arifian P
                                59414055
                                1ia07

 Tugas Ilmu Budaya Dasar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar