Ditahun antara 1957-1975, terjadi sebuah perang atau konfilk
di Vietnam. Didalam perang tersebut ada Negara Amerika ikut serta dalam perang
itu. Texas,Amerika hiduplah sebuah keluarga yang hidup dengan kesederhanaan.
Hidup dengan perkebunan dan pertenakan. Keluarga yang terdiri dari Ayah,Ibu,dan
seorang anak laki-laki yang bernama Bellerin. Disuatu hari datanglah tukang pos
kerumah Bellerin. “Ayah aku mendengar tukang pos dating! Ayah”,Bellerin
berteriak. Sang Ayah pun datang mengahmpiri sang tukang pos. Beberapa lama
kemudian sang Ayah menuju ruang keluarga dan mengumpulkan Ibu dan Bellerin. “Ada
yang harus Ayah beritahu kekalian”, sang Ayah berbicara.”Ada apa Ayah tiba-tiba
mengumpulkan kami?”,ibu bertanya.”hhmmm, jadi begini, sepertinya Ayah akan
pergi untuk beberapa waktu”Ayah membalas.”Kemana Ayah kemana? Aku tidak bisa
mendengar dongeng dari ayah nanti..”,Bellerin berbicara.”Ayah diwajibkan
mengikuti wajib militer besok untuk diberangkatkan ke Vietnam..”,Ayah menjawab.
Setelah pembicaraan itu suasana menjadi sedih Ibu terus menahan Ayah dan Bellerin
hanya bisa mendengar suara Ibu menangis sambil bersedih.
Tengah
malam, semua sudah tidur didampingi dengan rasa sedih dikeluarga itu. Tiba-tiba
sang Ayah masuk kedalam kamar Bellerin dan tidur disebelahnya dan berkata “Nak, Jaga ibumu, Teruslah Mendengar apa kata Ibumu, mendengar kapan Ayah akan
pulang, dan mendengar hal-hal yang positif sampai pada waktunya kau akan
merasakan sesuatu” Sembari mengelus Bellerin yang tidur ayah menangis terharu
dan keluar dari kamar Bellerin. Pagi
hari telah dating tiba-tiba bellerin mendengar suara kendaraan yang sangat
bising yang biasa digunakan oleh militer,”Ibu! Apa itu suara kendaraan yang
menjemput Ayah? Ibu!”,Bellerin berteriak. Karena tidak sabar mendengar balasan
dari Ibu, Bellerin berusaha berjalan pelan-pelan sambil bersender ketembok.
Sesampainya didepan Bellerin mendengar Ibu menangis dan mengetahui kalau Ayah
sudah pergi. Bellerin mencoba membujuk Ibunya masuk walau dia dalam keadaan
sedih juga.”Ibu tadi malam aku mimpi Ayah dan bilang padaku untuk menjaga Ibu
dan terus mendengarkan Ibu”,Bellerin bercerita. Sentak setelah bellerin bicara
begitu sang ibu bangun dan memeluk Ibu “Teruslah mendengar anakku teruslah”,
Sang Ibu berbicara sambil menangis.
Sudah hampir
1tahun semenjak Ayah pergi Wajib militer dan berangkat keVietnam. Setiap bulan
Ayah mengirimi mereka surat setiap bulan juga Bellerin mendengar pak pos surat datang
dan Bellerin juga mendengarkan berita di televisi. Disurat Ayah selalu bilang
bahwa dia menyayangi Ibu dan Bellerin, Ayah juga sangat merindukan mereka.
Sekarang Ayah sudah diVietnam, yang membuat Bellerin dan Ibu bahagia ialah
mengetahui kalau Ayahnya di tempatkan dipos cadangan yaitu dipos pertahan
paling akhir.Jadi ayah semakin kecil kemungkinan ikut baku tembak. Suatu hari
datanglah paman yaitu kakak dari Ayah Bellerin untuk berkunjung dan mengajak
Bellerin serta Ibu untuk makan dikota. Dikota Bellerin yang baru pertama kali
masuk kekota tertampak bingung dan pucat. “Bellerin kamu kenapa? sakit?”,Ibu
bertanya.”Tidak bu, ini pertama kali aku kekota, dan yang hanya aku hanya bisa
mendengar suara bising kendaraan dan orang-orang berbicara dan bahasanya
sedikit aneh bahkan itu kata-kata kotor, Ibu apa kita sedang berada dineraka? Aku
tidak bisa terus mendengar suara-suara seperti ini,Ayah bilang aku harus terus
mendengar, walaupun aku mau aku tidak akan mau melihat ini”,Bellerin berkata.
Mendengar kata-kata Bellerin sang ibu dan paman hanya bisa tersenyum malu, “Nak
ini bukan dineraka, dan Ayah kamu benar kamu harus terus mendengar tapi harus
disaring mana yang terbaik dan positif lah yang kamu haru dengar, itu maksud
Ayahmu nak,jika kamu tidak mau mendengar bagaimana kamu mau mendengar kabar
baik tentang ayahmu?”,paman menjawab. Mendengar kata-kata itu Bellerin menjadi
mengerti
.
.
Besok
harinya, tidak biasanya pak pos dating yang hanya selang 2minggu dari surat
Ayah yang terakhir.”Ibu Ada pak pos surat datang!”, Bellerin berteriak. Sentak
ibu mengambil surat tersebut. Setelah Ibu membaca isi surat tersebut, tiba-tiba
Bellerin mendengar suara Ibu terduduk dan menangis. Bellerin mencoba
berjalan pelan-pelan kearah ibu dan
bertanya kepada Ibu “Ibu ada apa?? Kenapa menangis?”, “Ayahmu nak, Ayahmu
dikirim ke baris terdepan karena kurang pasukkan” ,Ibu menjawab. Bellerin hanya
diam dan lama-kelamaan menangis mengetahui keadaan itu.
4 Bulan
tanpa ada surat dari Ayah, Bellerin tiap bulan mencoba menyemangati Ibu untuk
sabar dan yakin Ayah akan pulang.”Ayah bilang kepadaku dimimpi untuk terus
mendengar sampai dia pulang bu, jadi ibu tenang saja Ayah pasti pulang. 2 Bulan
kemudian pak pos itu datang kembali dan memberikan surat kepada Ibu Bellerin.
Ibu membaca dan kaget lalu berbicara keBellerin “Nak Ayahmu mengabdi dengan
baik disana, maka ia diizinkan untuk pulang”. Sambil memeluk Bellerin Ibu
menangis. Bellerin turut ikut senang,”Akhirnya bu, Ayah pulang”.
Malam ini
tanggal 2 Febuari hari dimana besoknya merupakan hari kepulangan Ayah, Bellerin
buru-buru untuk tidur dan berharap besok cepat datang. Dalam mimpinya Bellerin
bertemu Ayah, dan Ayah berkata kepada Bellerin, “Nak, besok Ayah akan
memberikanmu hadiah kepulangan Ayah dari Vietnam, Anggaplah ini oleh-oleh dari
Ayah, Sampai berjumpa besok ya Nak”. Bellerin terbangun dengan kepala yang
sangat berat, Bellerin langsung terpaku pada jam didinding yang menunjukkan ini
tanggal 4, sudah lewat 2 hari setelah Ayah pulang. “Ibu!!!!! Apa aku tidur 2
hari??? Ibu!!! Ayaahhhh!!!! Aku tidak mendengar suara mobil bising itu!”
Bellerin berteriak. Bellerin berlari dan melihat kedepan dan membuka pintu,
ternyata ia tidak dirumah melainkan dirumah sakit. Bellerin terbingung teridam,
tiba-tiba ibu keluar dari kamar sebrang dan berkata “Syukurlah kamu sudah
bangun nak” Ibu memeluk Bellerin sambil bersedih. “Ibu dimana Ayah? Kenapa aku
disini?”,Bellerin bertanya. Lalu Ibu membawa Bellerin untuk masuk kedalam kamar
diseberang kamar Bellerin. Disana Bellerin terkaget dan terdiam, dia melihat
Ayahnya tertidur diam di ranjang rumah sakit. Bellerin berkata “Ibu.. Ayah
kenapa? Kenapa Ayah hanya diam tahu aku datang? Ibu.. Ayah janji akan
menceritakan kisah di Vietnam, lantas aku harus mendeng…” , “Berhenti bilang mendengar Bellerin” Ibu
sambil menangis memberhentikan ucapan Bellerin. “Apa yang kamu rasakan
merupakan hadiah dari ayahmu nak, kamu bisa merasakan lebih dari hanya
mendengar”, Ibu berbicara. Mendengar itu Bellerin menangis kencang sambil
memeluk Ayahnya.
Ternyata
Ayah Bellerin dipulangkan karena beliau lumpuh tubuh bagian bawah karena
terkena gerhanat lawan, tapi Ayah Bellerin masih hidup dengan keadaan kritis dan
meminta untuk dipulangkan secepatnya sebelum
iya meninggal karena harus ada yang ia kasih ke Bellerin dan menulis
wasiat. “Nak,Sekarang kamu harus biasakan tidak bilang mendengar, ini hadiah
kecil dari ayah agar kamu tahu bahwa dunia kita ini sangat luas, terus sayangi
Ibu mu, jaga Ibu mu, Ayah sayang kalian berdua”.
Orang
tua bukanlah sekedar orang yang menjaga kita dari kecil sampai besar, tapi
orang tua adalah orang pertama yang akan berkorban demi anaknya meski harus
mengorbankan dirinya sendiri. Jadi jangan lah sekali-kali menyakiti orang tua,
mereka lah jalan pintas kita menujur surge kelak ketika kita sudah tiada. Jaga
terus hubungan kalian dengan orang tua kalian!.
Mohon maaf jika ada kesamaan nama atau kejadian, mohon maaf jika ada kesalahan kata, maklum saya masih belajar menjadi penulis yang lebih baik. Terimakasih!
Original Created By: Rendytio Arifian P
59414055
1ia07
Tugas Ilmu Budaya Dasar