"TAWURAN Antar Supir Angkot diDepok"
TUGAS 1
Assalamualaikum Wr Wb
Halooo teman-teman pembaca sekalian, postingan saya kali
ini akan mengulas tentang “Contoh masalah sosial yang ada diIndonesia”. Ini
hanya salah satu contoh kasus masalah sosial yang pernah ada diIndonesia.
Seperti
kita ketahui tawuran sudah seperti kewajiban bagi beberapa siswa dan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Tawuran
sudah seperti tradisi bagi masyarakat Indonesia . DiJakarta contohnya hampir
setiap tahun ada saja berita tentang tawuran di berbagai media di Indonesia
baik antara pelajar sekolahan maupun universitas. Memang kalau sudah mengakar
akan sulit diberantas, bahkan yang masih “batang” pun masih sulit untuk
diberantas. Walaupun sudah dapat diberantas, tetap saja bagi beberapa sekolah
akarnya akan tumbuh lagi. Pemicu tawuran tersebut dapat beraneka ragam, seperti
ejek-mengejek antara dua orang sampai dengan mengadu dengan teman-temanya,
sehingga terjadilah tawuran tersebut. Tapi taukah anda bahwa supir angkutan
umum (angkot) juga bisa bertawuran? Ya, karna beberapa masalah atau aspek itu
bisa terjadi, contohnya di Depok.
Tanggal 1
februari 2014 di jalan Tole Iskandar, Simpangan, Depok, Para supir angkot ini
terlibat saling serang. Sopir angkot ini terlibat tawuran setelah cekcok karena
berebut penumpang. Kapolsek Sukmajaya Kompol Agus Widodo mengatakan, tawuran
sebenarnya buntut dari perseteruan dua supir angkot yang berbeda daerah. Sopir
asal Batak dan sopir asal Bima Nusa Tenggara Barat sebelumnya terlibat
perkelahian hingga salah satunya dikeroyok sopir angkot lainnya. Sebelumnya salah
satu dari sopir asal batak itu sudah dikeroyok. Walaupun sudah bisa dilerai,
tetapi ternyata terjadi aksi balasan dari pihak
Nusa tenggara barat.Hingga Kamis (30/1) malam, perseteruan tersebut sudah menemu titik temu. Sekitar pukul 02.00 WIB dini hari, Kamis (30/1) Polsek Sukmajaya melakukan mediasi antar kedua kubu untuk berdamai. Agus mengatakan, saat itu keduanya sudah sepakat untuk datang ke Polsek Sukmajaya dan menyelesaikan perseteruan dengan cara kekeluargaan. Namun Hal tersebut tidak terlasana lantaran dari pihak batak tidak kunjung datang.
Akhirnya, Jumat (31/1) kedua kubu berinisiatif untuk melakukan perundingan damai, namun tanpa sepengetahuan Polsek Sukmajaya. Namun rencana untuk berunding tersebut tampaknya hanya sekedar taktik belaka. Ketika beberapa sopir angkot asal Batak tengah berkumpul, segerombolan sopir angkot asal Bima langsung menyerang dengan sepeda motor. Warga sekitar yang menyaksikan kejadian langsung menghubungi Polsek Sukmajaya.
Aksi tawuran ini berakhir dengan tertangkapnya para supir angkot tersebut. Walau belum semuanya pihak polisi berharap dapat menyelesaikan kasus ini sehingga aksi brutal seperti ini tidak akan terjadi lagi.
Tanggapan
Pribadi...
Seperti
yang saya tulis diawal, memang benar tawuran sudah seperti budaya diIndonesia.
Hampir setiap tahun ada saja kasus seperti ini, baik oleh orang dewasa maupun
anak-anak. Tapi kenapa mereka yang sudah dewasa tidak bisa beripikir jernih? Mereka
yang sudah dewasa seharusnya menjadi contoh bagi yang lebih muda. Kalau yang
tuanya saja mencontohkan seperti itu, bagaimana yang muda tidak ikut-ikutan. Bahkan
yang saya lihat saat bulan puasa tepatnya saat sahur didaerah fatmawati masih
saja terjadi tawuran. Pengemudi angkutan umum termasuk sebuah pekerjaan dan
juga menghasilkan uang. Memang benar jika salah satu supir mengambil penumpang
milik supir yang lain bisa dibilang
tidak sopan, tapi bagaimana jika penumpang tersebut memang tidak minat
di angkot yang satunya? Mungkin karena kebersihan, keramahan, ataupun kondisi
penumpang yang lain didalamnya. Dengan berbedanya budaya mereka itu menjadi
peselisihan? Yang satu batak yang satu NTB? Kalau begitu bikin saja angkot
khusus depok semua supirnya keturunan batak dan yang NTB di jakarta semua biar
tidak berebut penumpang. Tapi itu tidak mungkin, Indonesia terdiri dari
berbagai macam wilayah dan keunikan itu menjadikan identitas bangsa semakin
kuat. Perbedaan itu juga bisa buat kita menjadi satu. Bayangkan jika supir
angkot ini tewas ketika tawuran, siapa yang akan membayar biaya hidup keluarga
mereka?. Ayo kita harus berpikir jernih tawuran itu tak ada gunanya, hanya
menghasilkan darah dan kematian. Mari bersama-sama kita hilangkan, musnahkan
budaya tawuran dari Indonesia baik yang dewasa maupun yang muda. Kita manusia
sosial, manusia yang saling membutuhkan satu sama lain.
Solusinya..
Solusi
paling utama menurut saya yaitu mempererat tali persaudaraan. Bisa dilakukan
dengan berbagai cara seperti mengadakan acara kebersamaan seperti:
1.
Acara Silaturahim
Di setiap kepercayaan atau agama pasti dikenalkan atau diajarkan
silaturahim. Ini sangat penting karena dengan kita melakukan silaturahim kita
akan semakin banyak mengenal teman, orang, ataupun masyarakat baru. Bisa juga
sebagai penangkal permusuhan diantara
masyarkat.
2.
Mengadakan event-event persaudaraan
Seperti ajang perlombaan antar supir.. kan seru tuh selain dapat
mempersatukan, juga dapat sehat gitu kan. Atau kalau teman supirnya ada yang
sakit atau kecelakaan, bisa ramai-ramai adakan galang dana persaudaraan.
3.
Perjanjian
Perjanjian ini seperti perjanjian untuk tidak melakukan hal yang tidak
sopan ataupun “curang” terhadap sesama supir. Seperti perjanjian untuk tidak
mengambil penumpang yang lain, pejanjian untuk tidak berbuat onar di wilayah
yang beda jurusan, perjanjian jika ada masalah tidak harus langsung main hakin
sendiri.
Intinya yang ingin saya ataupun masyarakat yang lain sampiakan, hiduplah
dengan damai, hiduplah tanpa main hakim sendiri, hidup lah berdampingan karena
kita pasti membutuhkan orang lain. Perbedaan bukan berarti permusuhan,
perbedaan bukan berarti saling incar. Tapi perbedaan ini yang harusnya buat
negara kita maju. Perbedaan itu Indah! Berbeda-beda tapi tetap satu jua!
Sekian postingan saya kali
ini, tulisan saya ini bukan bermaksud menyinggung, tetapi hanya ingin
mempersatukan bangsa dengan perbedaan yang ada. Ayo kita berantas budaya
tawuran dari INDONESIA!
Wassalamualaikum wr.wb
Source: 1. http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/14/02/01/n0b917-kronologi-tawuran-sopir-angkot-depok
Rendytio Arifian Puspito
59414055
Rendytio Arifian Puspito
59414055